Sukses bisnis kebab yang dikonsep dengan sistem waralaba dan manajemen yang solid, membuat Hendy Setiono mendapatkan berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 oleh menteri Koperasi dan UKM, ASIA’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business Week International 2006. Mengapa Hendy memilih berbisnis makanan Timur Tengah dan bagaimana dia menjalankannya, simak wawancara Irwansyah dari Warta Ekonomi. berikut Petikannya.
Bisa ceritakan sedikit tentang bisnis anda ?
Saya menggeluti bidang usaha makanan cepat saji ala Timur Tengah yang menggunakan sistem Franchise (Waralaba) dalam operasionalnya.
Sebagai seorang entrepreneur, saya membawa bendera management PT. Baba Rafi Indonesia yang memiliki beberapa bisnis unggulan antara lain : usaha Franchise dengan brand “Kebab Turki Baba Rafi” (sekarang sudah memiliki lebih dari 375 outlet di Indonesia) dan “Roti Maryam Aba-Abi” (sekarang sudah memiliki 30 outlet yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali). Dan dalam waktu kami akan me-launching Franchise dengan brand “Piramizza” yang sekarang masih kami kelola secara mandiri dan sudah beroperasi sebanyak 5 (lima) gerai outlet di Surabaya. Dengan total omzet yang diperoleh setiap tahunnya adalah kurang lebih 15,8 Miliyar.
Investasi awal yang dibutuhkan untuk Franchise Kebab Turki Baba Rafi sangat terjangkau jika diperhitungkan dengan kemudahan dan keuntungan yang akan diperoleh oleh Franchisee (orang yang membeli hak waralaba kami) selama menjalin kerja sama dengan kami (selama 5 tahun masa kerja sama), dari Rp 55.000.000 hingga Rp 105.000.000. Sampai saat ini, kami memiliki 173 orang tenaga kerja yang bergabung dengan PT. Baba Rafi Indonesia. Karyawan kami terdiri atas SDM-SDM yang mempunyai beragam talenta dan kreativitas yang tinggi.
Mengapa Anda memilih mendirikan usaha, bukannya bekerja kantoran seperti yang banyak dilakukan rekan-rekan Anda?
Inilah hidup, penuh tantangan dan lika-liku yang susah untuk ditebak dan diramalkan. Dan saya adalah salah satu icon orang muda yang lebih memilih untuk menekuni dunia profesi yang memiliki resiko kegagalan sangat tinggi, tapi juga sebaliknya memiliki kemungkinan sukses yang sama tingginya pula.
Jadi, kalau rekan-rekan yang lain lebih memilih jadi orang kantoran, sebaliknya saya lebih memilih menjadi penjual Kebab saja. Lha wong jadi penjual Kebab itu enak kok. Saya bisa jalan-jalan ke luar negeri (seperti ke Malaysia) belum lama ini untuk menerima penghargaan di acara Asian Pasific Entrepreneur Awards itu karena saya sebagai penjual Kebab dari Indonesia, bukan sekedar saya sebagai Hendy Setiono.
Kelihatannya Kebab Baba Rafi ini sudah sesuai dengan hobi atau passion anda ?
Sangat tepat sekali. Saya sangat hobi untuk berwisata kuliner, termasuk wisata kuliner untuk makanan yang bernama Kebab ini. Kebetulan beberapa waktu silam, saya mendapat kesempatan untuk jalan-jalan ke salah satu negara di Timur Tengah.
Nah, disanalah saya mulai mengenal dan menyukai santapan khas ala Timur Tengah itu. Cita rasa Kebab yang khas Timur Tengah itu membuat saya semakin tertantang untuk mulai mempopulerkannya sebagai salah satu alternatif fastfood di Indonesia. Dari ide inilah akhirnya saya memilih brand “Kebab Turki Baba Rafi” untuk mulai membuat icon fastfood baru di Indonesia sebagai pioneer di bidangnya.
Berapa investasi yang anda siapkan waktu itu, dan darimana asalnya?
Awal mula saya memulai usaha ini, saya hanya menyiapkan modal Rp. 4.000.000,- yang saya ambil dari dana pribadi saya sendiri.
Apa tantangan yang Anda hadapi ketika mulai berbisnis, apalagi ketika mitra mengetahui bahwa Anda berusia masih amat muda? Lalu, apa yang Anda lakukan?
Usia saya yang masih sangat muda ketika memulai usaha ini bukan menjadi hambatan bagi saya karena justru hal itu menjadikan nilai tambah tersendiri bagi saya dan bisnis yang sedang saya tekuni.
Hambatan kecil yang saya rasakan pada waktu itu adalah dari aspek marketing (pemasaran) dan supply bahan baku yang pada saat itu masih tergolong agak susah didapatkan. Namun hal itu tidak saya biarkan berlama-lama menjadi penghambat kesuksesan saya sebagai entrepreneur muda. Pola pikir itu saya ubah, dari sebuah hambatan saya ubah menjadi sebuah tantangan. Karena tantangan dan peluang itu bedanya sangat tipis sekali untuk mencapai suatu keberhasilan.
Ada pendapat, entrepreneurmuda saat ini “diuntungkan zaman”, sebab memiliki tingkat pendidikan, akses informasi dan pengetahuan, serta jaringan lebih baik ketimbang pengusaha zaman dulu. Menurut Anda?
Pendapat tersebut tidak salah dan sangat betul sekali. Sebagai salah satu icon entrepreneur muda, saya sangat merasakan kemudahan dan keuntungan itu.
Contohnya saja, dengan memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, akses informasi dan pengetahuan yang lebih mudah, serta jaringan bisnis yang lebih baik merupakan modal awal bagi seorang entrepreneur di masa sekarang untuk dapat melangkah lebih jauh. Karena hal ini akan sangat menguntungkan kita para entrepreneur muda untuk lebih menguasai market yang akan menjadi target sasaran kita.
Apakah Anda sendiri menggunakan kekuatan jejaring sosial di dunia maya, dan juga di realitas, untuk memenangkan pasar?
Memiliki banyak jaringan bisnis artinya saya semakin mempererat tali silaturrahim dengan rekan-rekan bisnis yang lain. Sementara untuk jaringan di dunia maya ataupun di dunia hanyalah sebuah fasilitas atau media yang lebih mempermudah saya untuk menjalin hubungan bisnis dengan rekanan bisnis saya. Artinya untuk masa sekarang dan yang akan datang kita semakin dipermudah dalam membuat jaringan bisnis untuk menentukan arah pergeseran pasar yang sedang terjadi.
Bagaimana peran keluarga Anda dalam membangun Baba Rafi?
Keluarga bagi saya adalah seperti danau yang memberikan ketenangan dan selalu memberikan inspirasi bagi saya. Di saat kerjaan menumpuk dan semua hampir mendekati deadline, hanya kepada keluargalah saya dapat menemukan ketenangan dan motivasi baru. Support moril dan spirituil yang diberikan oleh keluarga kepada saya dan untuk perkembangan karier entrepreneurship saya adalah sangat berarti.
Lingkup usaha Anda masih di dalam negeri atau sudah merambah ke Luar Negeri?
Alhamdulillah, tahun 2008 ini mungkin boleh dikatakan sebagai tahun tantangan bagi saya karena tahun ini juga kami sedang melakukan persiapan untuk membuka beberapa gerai outlet di negeri jiran Malaysia. Boleh dikatakan, 70% persiapan telah selesai termasuk survey lokasi dan pengurusan izin usaha di sana yang lumayan ruwet sekaligus “njelimet”.
Sekarang tinggal bagaimana saya dan management team PT. Baba Rafi Indonesia mampu mengubah tantangan ini menjadi sebuah peluang untuk mengangkat nama “Kebab Turki Baba Rafi” di negeri orang sekaligus untuk meraih sukses seperti di dalam negeri (Indonesia). Target awal kami memang baru Malaysia sebagai wilayah ekspansi bisnis kami, namun dalam waktu dekat juga akan menyusul negara-negara tetangga yang lain seperti : Negeri Gajah Putih (Thailand), Vietnam, Brunei Darussalam, serta Filipina sebagai wilayah ekspansi bisnis kami. Kami tidak mau hanya dianggap jago kandang. Kalau tidak sekarang, kapan lagi kita bisa mendulang sukses di negeri orang. Istilahnya “Ayo rek, kapan lagi kita jadi Bos di negara orang???”
Apakah usaha Anda sudah mencapai BEP? Berapa lama dari pendirian? Apakah Anda merasa sudah sukses dalam menjalani bisnis ini?
Usaha saya sudah mencapai BEP, tapi saya tidak akan pernah merasa puas dengan bisnis ini karena bagi seorang entrepreneur, kepuasan itu adalah awal dari kehancuran. Semakin cepat seorang entrepreneur merasakan puas, maka semakin dekat dan semakin cepat pula kehancuran usahanya. Kalau saya sudah puas dengan apa yang sudah saya dapat, maka selamanya saya tidak akan bisa mengembangkan bisnis ke luar negeri.
[Warta Ekonomi]
Rombongku, Jasa Desain dan produksi Gerobak Unik di Surabaya. Call/Wa: 081232614777 (simpati) Lengkapi usaha Kulinermu dengan Logo, Maskot, Marketing Tools: Brosur, Flyer, Map, Amplop. Kreatif design lainnya : Packaging, Mascot, Seragam, Merchandise. Produksi Outlet: Gerobak, Booth, Outlet Mall, Cafe, Restoran.